Ibu jari (jari pertama) menggambarkan
kedua orangtua. Telunjuk (jari kedua)
menggambarkan saudara kandung.
Jari tengah (jari ketiga)
menggambarkan diri kita sendiri. Jari
manis (jari keempat) menggambarkan
pasangan hidup kita. Dan kelingking
(jari kelima) merepresentasikan anak-
anak kita.
Sekarang, pertemukan kedua tangan
kita satu sama lain dengan pasangan
jarinya: ibu jari ketemu ibu jari, telunjuk
ketemu telunjuk, dan seterusnya. Tapi,
untuk jari tengah, pertemukan dengan
cara berpunggung-punggungan.
Sekarang jika memisahkan kedua ibu
jari yang menggambarkan kedua
orangtua kita, kita mudah
melakukannya. Filosofinya adalah
orangtua kita tidak akan hidup dengan
kita selama-lamanya. Begitupun saat
mencoba memisahkan telunjuk, kita
bisa melakukannya.
Artinya saudara-saudara kita pun akan
berpisah karena mereka akan memiliki
keluarga atau hidup masing-masing.
Lalu kelingking pun sama. Kita bisa
memisahkannya. Artinya anak-anak
suatu saat kelak akan memisahkan diri
dari kita karena tumbuh dewasa dan
berkeluarga.
Akhirnya, coba pisahkan jari manis
yang saling bertautan itu. Coba sekali
lagi. Ternyata itu tak bisa kita lakukan.
Sekuat apa pun kita melakukannya
keduanya tetap bersatu.Seperti itulah
pasangan hidup kita yang selalu
bersama dalam suka dan duka, dalam
keadaan kaya atau miskin, sehat atau
sakit. Hanya kematian yang bisa
memisahkan kita.
Itulah kenapa cincin kawin dipasang di
jari manis sebagai penghargaan pada
pasangan hidup kita yang akan
mendampingi kita selama-lamanya
0 komentar:
Posting Komentar